1.
Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu idein yang memiliki arti melihat. Selanjutnya istilah
ideologi ini dalam bahasa Inggris menjadi idea yang memiliki arti gagasan,
cita-cita, konsep, serta kata logia yang berarti ajaran. Istilah ideologi
adalah ajaran atau ilmu mengenai dan sebuah pikiran atau science des ideas.
Istilah ideologi ini pertama kali diciptakaan oleh Destuct de Tracy, seorang
filsuf perancis yang mengemukakan bahwa ideologi sebagai ilmu mengenai
gagasan-gagasan yang menunjukan jalan kebenaran menuju masa depan. Dengan
demikian, ideologi dapat diartikan juga sebagai falsafah hidup, yang dalam
bahasa Jerman disebut dengan Weltanschauung.
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
Beberapa pendapat mengenai
ideologi yang dikemukakan para ahli adalah sebagai berikut :
a. Hegel
Dalam bukunya “An
Introduction to Hegel, Freedom, Truth and History” karangan Stephen
Houlgate (2005), mensitir pendapat hegel bahwa ideologi adalah produk
kebudayaan dari suatu masyarakat. Dalam arti tertentu, ideologi merupakan
manifestasi kenyataan sosial.
b. Soerjanto Poespowardojo
Dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Ilmu Pengetahuan” (2000), disebutkan bahwa ideologi adalah
konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan
bagiseseorang masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengelolahnya.
c. Dr. Alfian
Dalam bukunya yang berjudul “Pemikiran Dan Perubahan Politik Indonesia” (1980), Dr. Alfian
berpendapat bahwa ideologi adalah pandangan atau sistem bilateral yang
menyeluruh dan mendalam mengenai cara yang sebaiknya yaitu secara moral
dianggap benar dan adil serta mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi
kehidupan.
d. Padmo Wijayono
Dalam bukunya yhang berjudul “Bunga Rampai Sejarah – Sosial - Ekonomi” (2005), beliau berpendapat
bahwa ideologi adalah kesatuan yhang bulat dan utuh dari ide-ide dasar.
e. M. Sastrapratedja
Dalam tulisannya yang berjudul “Ide – Ide Menerobos” (2003), Sastrapatedja memaknai tentang
ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemekiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir menjadi sistem yang teratur.
Dengan demikian, pengertian
ideologi secara umum merupakan suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang
dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
2.
Fungsi Ideologi
Setiap bangsa memerlukan ideologi
dalam setiap aspek kehidupan bernegara. Oleh karenanya, ideologi sangat
menentukan keberadaan suatu bangsa dan negara.
Begitu pentingnya suatu ideologi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga ideologi dapat berfungsi
sebagai berikut :
a. Struktur Kognitif, yaitu keseluruhan
pengetahuan yang merupakan landasna untuk memahami dan menafsirkan dunia serta
kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
b. Orientasi Pasar, yaitu adalah membuka
wawasan sehingga memberikan makna yang menunjukan tujuan di dalam kehidupan
manusia.
c. Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan
bagi seseorang atau masyarakat untuk melangkah dan bertindak.
d. Memeberikan bekal dan jalan bagi seseorang atau
masyarakat untuk menentukan identitasnya.
e. Kekuatan yang mampu menyengati dan mendorong seseorang
atau masyarakat untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, dan membuat pola tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan
norma-norma yang terkandung di dalamnya.
3.
Kekuatan Ideologi
Kekuatan ideologi tergantung
kepada kualitas tiga dimensi yang terdapat dalam ideologi tersebut, yaitu
sebagai berikut :
a.
Dimensi Realita
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut
secara riil hidup di dalam dan bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah
masyarakat atau bangsanya.
b.
Dimensi Idealisme
Nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme
yang memberikan harapan masa depan yang lebih baik melalui pengalaman di dalam
praktik kehidupan sehari-hari secara bersama-sama.
c.
Dimensi Fleksibelitas
(Pengembangan)
Ideologi tersebut mempunyai keluwesan yang merangsang
pengembangan pemikiran- pemikiran baru yang relevan dengan ideologi yang
bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati diri yang terkandung
pada nilai-nilai dasar tersebut.
4.
Makna Ideologi
Makna ideologi bagi suatu negara
dapat diartikan sebagai suatu cita-cita dari negara tersebut.
a. Ideologi memiliki derajat yang lebih tinggi sebagai nilai
hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Ideologi dapat mewujudkan suatu asas kerohanian pandangan
dunia dan pandangan hidup.
5.
Jenis-Jenis Ideologi
Ada beberapa jenis ideologi yang
dianut oleh beberapa negara, antara lain, sebagai berikut :
a. Liberalisme
Liberalisme merupakan ideologi yang memiliki konsep
kebebasan individual. Artinya, adanya kesetaraan bagi semua anggota masyarakat.
Untuk itu, ideologi liberalisme menginginkan semua orang diberikan kesempatan
yang sama untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimilikinya seperti halnya yang
dimiliki orang lain. Dengan demikian, hak-hak indivindual harus dilindungi dari
campur tangan negara dan badan-badan yang lain.
b. Marxisme – Komunisme
Paham ini merupakan ajaran dari Karl Mark. Dalam
pandangan komunisme ini mengutamakan bersamaan manusia (induvidu) daripada
kebebasan induvidu. Dengan demikian, hak pribadi perseorangan tidak diakui.
Prinsip utama dari komunisme adalah materialisme yang menyangkal ada jiwa
rohani dan Tuhan sehingga menindas kebebasan pribadi dan agama.
Menurut Miriam Budiardjo, terdapat nilai-nilai tertentu
yang ada dalam komunisme.
1) Gagasan Monoisme, yaitu gagasan yang menolak ada
golongan-golongan di dalam masyarakat.
2) Kekerasan di pandang sebagai alat yang sah untuk mencapai
komunisme.
3) Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme. Oleh
karena itu, semua alat negara, seperti polisi, tentara, dan kejaksaan
dipergunakan untuk diabdikan kepada tercapainya komunisme.
c. Sosialisme
Ideologi sosialisme berpandangan bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk kreatif, sehingga untuk mendapatkan kebahagiaan harus
melalui kerjasama.
Pokok ajaran sosialisme menurut Heuken Sj mencakup
beberapa hal berikut ini :
1) Penghapusan ataupun pembatasan hak milik pribadi
2) Perlindungan bagi kaum buruh terhadap kemeskinan dan
pengangguran bentuk jaminan kerja bagi semua.
3) Perubahan struktur ekonomi melalui pengawasan negara
terhadap perusahaan monopoli.
4) Perubahan struktur kekuasaan yaitu dengan jalan
memaksakan adanya pengakuan terhadap kesamaan kedudukan semua warga.
5) Perubahan struktur pendidikan melalui perlawanan terhadap
privilese pendidikan yang dimiliki kelas menengah dan kelas atas.
d. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan ideologi yang mempunyai suatu
kekuatan pengaruh untuk meggerakkan. Pada umumnya, pengatur ideologi ini
mengatributkan negara pada suatu bentuk identitas kultural yang khas.
Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang memiliki
kekuatan untuk memengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa
kecintaan dan rasa bela negara terhadap tanah air dan bangsanya. Ideologi
nasionalisme ini akan muncul apabila suatu bangsa terusik kemerdekaannya atau
terhina harga dirinya oleh bangsa lain.
Ideologi nasionalisme tidak memandang perbedaan agama,
ras, suku, ataupun golongan yang ada di negara tersebut. Ideologi nasionalisme
lebih mementingkan rasa persatuan dan tekad rela berkorban tanpa pamrih demi
membela kepentingan bangsa dan negara.
Ideologi nasionalisme ini akan lebih hebat berkumandang
jika disertai munculnya tokoh-tokoh kebangsaan yang karismatik dan dicintai
masyarakatnya misalnya : Ki Hajar Dewantoro, Haji Agus Salim, PB. Jenderal
Soedirman, dan sebagainya.
e. Fundamentalisme
Fundamentalisme merupakan ideologi untuk menetapkan agama
sebagai sistem politik dalam dunia modern. Dalam hal ini, agama menjadi sistem
organik total bersaing didalam kekomprehensifan serta jangkauan ideologi dan
sistem negara.
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
Baca juga : MAKALAH : IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN EDIOLOGI NASIONAL
SUMBER :
Atik Hartanti, Sarwono. 2011. Pedidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment